Senin, 07 Oktober 2013

World War Z : Let me present Brad Pitt as; Dad…


Saya melihat Brad Pitt sudah memerankan banyak peran. Sebut saja: playboy, orang gila, komandan perang, koboi romantis, vampire seksi, pahlawan Romawi Kuno, pembunuh bayaran yang super ganteng…tapi tidak pernah sebagai seorang ayah yang berdedikasi. Yap dia pernah jadi ayah di Legend of The Falls atau di Curious Case of Benjamin Button atau di The Tree of Life tapi tidak pernah sepantas ketika dia jadi ayah di World War Z. Konon dia mengambil peran ini memang dipersembahkan untuk keenam putra-putrinya. And you know what? I love how we can see him change the Hollywood role from The Sexiest Man alive into an ordinary daddy.

So…that’s my main highlight from this movie. Sisanya fim ini adalah film apocalypse menawan yang membuatmu nyaris tidak bisa mengalihkan mata barang sejenak. Filmnya dirancang cepat dan brutal, nyaris tidak ada kisah menye-menye dan loveline ga penting. World War Z seperti another zombie movie bercerita tentang bagaimana semua ini dimulai, Bagaimana manusia bisa berubah jadi zombie setelah terkena gigitan hanya dalam waktu 12 detik, tentang bagaimana cara manusia yang tersisa bertahan dari wabah mengerikan ini dan akhirnya bagaimana manusia menolak untuk pasrah dan memilih untuk melawan mahluk yang dulunya satu spesies dengan mereka.

Selasa, 25 Juni 2013

Superman : Man of Steel Extremely Loud.

Yup ini dia the latest installment from one of the most famous superhero in the world : Superman. Dibayang-bayangi kegagalan Superman Returns di tahun 2006 (which is menurut aku sih ga jelek-jelek banget, ga tau kenapa banyak orang mengganggapnya sebagai film gagal) Superman mencoba kembali, kali ini sepertinya ditangani oleh orang yang tepat Zack Snyder as the director dan masternya film super hero Christoper Nolan (Batman trilogy) as executive producer.

So…in this new Superman, everything shall begin from Planet of Krypton where Kal-El was born. Diceritakan Kal El lahir saat Krypton sedang di ambang Doomsday dan mengalami kudeta dari Jendral Zod. JoR El dan Lara, orangtua Kal El akhinya mengirim sang putra ke bumi demi keselamatannya. Kemudian kita bisa menyaksikan bagaiman bayi tersebut kemudian menjadi Clark Kent putra dari Jonathan dan Martha Kent, dan menemukan jati dirinya sebagai seorang Superman, mahluk dari planet asing yang kemudian memilih untuk melindungi bumi tempat dia dibesarkan dan…oh ya tentu saja tentang bagaimana dia menemukan love of his life Lois Lane.

Menurut aku sih film ini berusaha untuk menjelaskan berbagai hal yang ada di Superman-Superman sebelumnya agar bisa diterima nalar. Seperti misalnya darimana Clark mendapatkan kostum biru-merahnya (tanpa celana dalam merah di luar sekarang), apa makna lambang S di dada (yang bukan karena superman narsis terus kemudian mencantumkan logo S kepanjangan dari superman), kenapa kekuatan Superman tiba-tiba melemah saat ada batu Krypton (but nope…there is no green krypton rocks here) dan kenapa dia harus pake kacamata (bukan karena matanya bisa ngebakar orang juga sih)
My highlight goes to Henry Cavill…awalnya agak ragu kalau dia bisa memerankan new Superman, mengingat karakter wajahnya yang ga boyish, tapi begitu dia muncul…dan langsung topless, aih itu otot….he should plays as Superman at least for the next two sequels I guess hahaha….. filmya sangat riuh, kita ga dibiarkan untuk menarik napas barang sejenak. Satu ketegangan disusul ketegangan yang lain, musik latarnya megah, mirip Dark Knight (I think Nolan brought his influence here). Lowlightnya....uhm , there’s almost no deep story in this movie, semuanya seperti hanya berkesan tempelan untuk membawa satu aksi CGI ke aksi CGI yang lain, filmnya jadi berasa kurang manusiawi (film superhero paling manusiawi bagi aku adalah spiderman)dan terlalu banyak visual effect heboh.

Yang harus muncul di sekuelnya (I hope there is) : Lex Luthor yang aku yakin kalo ada sekuelnya bakal muncul di film kedua (like Joker appeared in 2nd movie of Batman), another story from Lois-Clark please…gimana mereka berburu berita, berantem-berantem kocaknya mereka (humor salah satu yang kurang di Man of Steel, it was a very serious superhero movie)-walau banyak yang bilang lovelinenya Lois-Clark kurang di Man of Steel, tapi menurut aku sih pas loh…it just a beginning, don’trush to end the story gitu lah. Yang bikin seneng di film ini justru kehadiran beberapa actor senior seperti Kevin Costner, Diane Lane dan Russel Crowe sebagai orang tua Superman yang penuh karisma dan entah kenapa menyejukkan di antara sekian banyak ledakan di film ini.
Overall…Man of Steel is one of the must watch movie in your life (or at leat in 2013), it brings Superman to the next level and equal with another Superhero.

Quote of the movie : People afraid of what they don’t understand –Jonathan Kent



Jumat, 17 Mei 2013

Warm Bodies : Quite Warming Isn’t?

Awalnya ngira warm bodies adalah another zombie movie, trus nonton trailernya, dan saya langsung memasukkan film ini dalam list must watch movie on 2013, karena film ini ternyata kisah cinta antara seorang manusia dengan seorang err…let say mayat hidup. Dan yang bikin saya makin tertarik adalah bintang utamanya….Nicholas Hoult, saya ngga sangka kalau dia adalah pemuda yang sama dengan yang saya temui lebih dari sepuluh tahun lalu dalam sebuah film bersama Hugh Grant-About A Boy-, well Hoult dalam ingatan saya adalah seorang bocah Inggris sepuluh tahun berpipi chubby dan bermata biru, and suddenly he turns into a handsome tall young man. Love him immediately. Kalo kamu pikir film ini bakal 11-12 dengan Twilight Saga, well you totally wrong. Warm Bodies jauh lebih keren dan lebih realistis dibanding dengan Twilight. Kisahnya tentang seorang Zombie yang sedikit berbeda dengan zombie-zombie lainnya, dia bisa sedikit berpikir dan sedikit lebih tampan , he named himself as R. Lalu suatu hari, saat R sedang cari mangsa (which is human of course) dia bertemu dengan Julie (Teresa Palmer) seorang gadis yang masih manusia. Jantung R yang sudah lama mati, seketika berdegup melihat Julie, dan kisah cinta mereka dimulai disitu, kisah cinta yang membawa perubahan pada konstelasi peradaban manusia dan zombie. Beberapa poin plus film ini adalah Nicholas Hoult yang sukses jadi geek zombie, soundtracknya keren-keren (banget!!) dan film ini tanpa terduga juga sangat lucu. Saya jamin kalo kamu suka Twilight, kamu bakal suka banget sama film ini, kalo kamu benci banget sama Twilight, paling ngga kamu ngga akan benci-benci amatlah sama Warm Bodies. Oiya satu lagi…Teresa Palmer ini mirip banget sama K-Stew ya…serius. Favourite song in this movie : Hungry Heart-Bruce Springsteen

Kamis, 09 Mei 2013

The Lucky One : Film Menye-menye yang bikin saya senyam-senyum

Pertama tertarik nonton film ini karena kompor dari beberapa orang : love scenenya heboh. Hahahha….saya terjebak, dan nontonlah saya film ini. The Lucky One berkisah tentang seorang tentara angkatan laut Amerika Serikat yang baru pulang perang bernama Logan (Zac Efron). Saat perang Logan menemukan foto seorang wanita, entah bagaimana, sejak ada foto itu, Logan terselamatkan dari berbagai marabahaya di medan perang. Maka, ketika pulang ke AS, Logan bertekad mencari wanita dalam foto itu. Entah bagaimana lagi, Logan akhirnya menemukan wanita itu di sebuah kota kecil, Beth(Taylor Schilling) namanya. Seorang janda berputra satu yang punya bakat music luar biasa. Logan, entah bagaimana untuk kesekian kalinya, akhirnya bekerja di tempat penitipan anjing milik nenek Beth, Ellie (Blythe Lander). And the clichĂ© happened. Logan akhirnya pacaran dengan Beth (yeah with THAT love scenes hahaha).banyak masalah terjadi karena mantan suami Beth yang masih suka mengurusi istrinya. Dan seterusnya-seterusnya. The Lucky One diangkat dari novel Nicholas Sparks (A Walk to Remember, Message in a Bottle, Night in Rodhante, Dear John) Ceritanya dangkal, klise dan bisa ditebak. Tapi biasalah….cewek dikasih film menye-menye begini ya tetep aja suka. Beside cinematography film ini cantik banget (ga tau ya….film berjalan cerita tercemen pun, kalo sinematografinya bagus seperti termaafkan buat saya). ah…dan satu lagi Zac Efron still just another pretty face with bad acting. Sepertinya dia salah menerjemahkan kekakuan seorang tentara dengan berwajah poker…untunglah kamu ganteng sekali Zac.

Selasa, 12 Maret 2013

Life Of Pi : It is an art movie So...i decided to watch some of oscar movies this holiday, started with Life of Pi. Life of Pi diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Yan Martel. Awalnya banyak yang menyebut bahwa Life of Pi adalah buku yang nearly impossible adapted into a movie. But hei....Ang Lee sukses bikin saya terkagum-kagum dengan maha karya seni yang dibuatnya. Life of Pi menjadi film yang bak lukisan di sepanjang dua jam durasinya. Cerita berawal di masa kini, saat seorang pria India (Irfan Khan) sedang menjamu tamunya (Rafe Spall) yang tidak bernama di sepanjang film (then we called him as writer). Writer ingin memuat kisah si pria India ini yang konon punya kisah hidup luar biasa ke dalam sebuah buku. Maka sepanjang cerita kita akan disuguhi kisah dari Pi Patel si pria India tersebut (and oh anyway, aku baru tau spellingnya bukan pi tapi Pai). Pi punya nama unik Piscine Molitor Patel yang ternyata berasal dari nama kolam renang umum di Perancis. Ayahnya(Adil Husain) seorang pemilik Kebun Binatang di Delhi dan Ibunya(Tabu) seorang botanis. Sepanjang masa kecilnya Pi jadi bahan olok-olok teman-temannya karena namanya yang kalau diucapkan seperti Pee. saat umur 12 tahun, Pi memutuskan untuk jadi pemeluk seluruh agama di dunia, karena dia menemukan kedamaian dari masing-masing agama itu dalam hatinya. Saat remaja, ayah Pi memutuskan untuk menjual kebun binatang miliknya dan memindahkan seluruh keluarganya ke Kanada. Mereka naik kapal laut Jepang menuju Kanada. Di tengah perjalanan, kapal diterjang badai, menewaskan hampir seluruh penumpangnya, kecuali Pi remaja (Suraj Sharma) yang berhasil menyelamatkan diri dengan sebuah sekoci beserta beberapa hewan milik ayahnya. Jadilah Pi terkatung-katung dalam sekoci yang seakan-akan jadi bahtera nabi Nuh dengan hewan-hewan di laut lepas. Sepanjang perjalananan, akhirnya hewan-hewan tersebut mengalami siklus rantai makanan, sehingga meninggalkan mereka yang paling mampu bertahan hidup, Pi dan seekor Harimau bengali bernama Richard Parker. Secara cerita sih, Life of Pi mirip-mirip Cast Away, bagaimana si Pi ini selain berusaha tetap hidup di tengah lautan antah berantah juga berusaha tetap waras. Kalau Tom Hanks kemudian punya teman imaginatif sebuah bola bernama Wilson, nah Pi punya teman perjalanan seekor harimau yang sewaktu-waktu bisa saja memakan Pi kalau dia kelaparan. Sinematografi film ini emang gokil, we know Ang Lee as an artistic director, Life of Pi sih menurutku adalah salah satu pencapaian luar biasa dari Ang Lee secara seni. Kalau kamu mau memanjakan mata dengan gambar-gambar spektakuler...go watch this movie :))

Rabu, 30 Januari 2013

Dr Seuss, The Lorax : Film kartun seperti toples berisi permen warna warni

The Lorax diawali dengan perkenalan kita pada sebuah kota bernama Thneedville, kota yang semua tetumbuhannya terbuat dari plastik dan udara segar harus dibeli dari agen tunggal rese bernama O’hare. Sampai suatu hari, Ted(Zac Efron) yang ingin mengesankan gadis yang disukainya Audrey (Taylor Swift), berusaha mencari pohon yang asli tumbuh dari tanah. Bertemulah Ted dengan Once-ler (Ed Helms), seorang kakek yang tinggal sendirian nun jauh di daerah terlarang di luar Thneedville. Dari Once-ler bergulir kisah tentang asal muasal mengapa semua pohon punah dari kota dan si mahluk penjaga hutan Lorax (Danny De Vito).
The Lorax sih menurut saya ceritanya standar. Tokoh Once-Ler kurang original karena sekilas mengingatkan saya pada Willy Wonka. Tapi…film ini punya nilai edukasi yang baik buat anak-anak kita tentang bagaimana akibatnya jika hutan-hutan yang ada saat ini habis ditebangi akibat keserakahan pengusaha-pengusaha mata duitan. Gambar-gambar indah hutan yang daun-daunnya seperti permen kapas berwarna warni akan menarik perhatian siapapun yang menontonnya. Jadi kalau mau mengajarkan anak-anak kita mengenai pentingnya menjaga alam, The Lorax akan jadi pilihan yang manis. Unless someone like you, Cares a whole awful lot Nothing is going to get better. It’s Not. -Dr Seuss

Senin, 28 Januari 2013

Argo : Loooveee This Movie

So…yang terlintas pertama dalam pikiran saya setelah menonton film ini adalah : untunglah Ben Affleck memilih menikahi Jennifer yang lain. Kita pernah mengenal Ben Affleck sebagai pemenang Oscar untuk best original screenplay bersama sahabatnya Matt Damon dalam Good Will Hunting. Kemudian dia pacaran dengan Jennifer Lopez yang selanjutnya bersama-sama menghasilkan film-film terburuk sepanjang masa seperti Gigli dan Jersey Girl. Karier acting Affleck sendiri menurut saya standar-standar saja, perannya yang paling saya ingat justru saat jadi astronot dadakan dalam Armageddon. Beruntung Affleck back to the track. Putus dari J-Lo dan menikah dengan Jennifer Garner, Ben Affleck mulai menyutradarai film. Saya sudah nonton 2 diantaranya, yaitu The Town dan Argo, dua-duanya film bagus sehingga saya pantas menyebut bahwa Affleck sebenarnya lebih berbakat berada di belakang layar dan jadi sutradara.
Argo diangkat dari kisah nyata di Iran pada tahun 1979 saat terjadi penggulingan kekuasaan atas monarki Shah Reza Pahlevi. Saat itu, rakyat Iran yang marah karena Amerika Serikat mengizinkan raja mereka kabur ke negeri Paman Sam mengepung kedutaan besar AS di Teheran. Puluhan orang disandera, namun 6 diantaranya berhasil kabur dan bersembunyi di kedubes Kanada. Nah…Argo bercerita bagaimana upaya agen CIA Tony Mendez berusaha memulangkan keenam orang diplomat yang berhasil kabur tersebut kembali ke negaranya di tengah sentiment anti Amerika yang sedang hangat-hangatnya di Iran. Argo berhasil membawa kita ke Iran tahun 1979, saat Negara tersebut belum setertutup sekarang. Affleck cukup rapi dalam mereka ulang kejadian penyanderaan tersebut ditambah dengan beberapa unsur dramatisasi untuk menambah ketegangan dalam film. Saran saya saat nonton film ini : lebih sedikit tahu akan lebih seru. It’s a strong and breathtaking movie that not easy to forget. Jadi rasanya pantas menganugerahkan berbagai penghargaan untuk film ini dan tentu saja untuk the man who returns, Ben Affleck.

Rabu, 23 Januari 2013

Snow White and The Huntsman: Ketika Putri Salju tidak cuma bisa menyanyi dan membersihkan rumah kurcaci

Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk akhirnya memutuskan mencoba nonton film ini. Alasannya simple : 1) saya kecewa dengan beberapa adaptasi dongeng masa kecil saya ke dalam film layar lebar seperti Red Riding Hood (bayangkan si red riding hood punya anak dari serigala pemburunya, totally weird) dan Mirror-Mirror (film apaan sih ini??) dan 2)sedikit banyak, overrated scandal between Kristen Stewart and the director Rupert Sanders bikin saya rada ilfil. Tapi…berhubung beberapa situs film menobatkan film ini sebagai film yang wajib ditonton tahun 2012, maka saya akhirnya memutuskan untuk baiklah…why don’t we try? Dan hasilnya….sama sekali tidak mengecewakan. Ceritanya sendiri tidak melenceng jauh dari alur cerita Snow White yang original. Snow White (Kristen Stewart) lahir dengan kecantikan luar biasa (rambut hitam pekat, kulit seputih salju, bibir semerah mawar) dikurung oleh ibu tirinya Ravenna (Charlize Theron) yang jahat di menara istana. Saat dewasa, Snow White berhasil kabur dari penjara, Ravenna mengutus Huntsman (Chris Hemsworth) untuk memburu putri salju. Alih-alih menangkap putri, Huntsman malah menolong dan jatuh hati pada buruannya. Dalam perjalanan, mereka bertemu 7 kurcaci, masuk hutan penuh peri, dan tentu saja dipertemukan dengan si Prince Charming William (Sam Claflin). Snow White diracun saat makan apel, dihidupkan kembali oleh ciuman cinta sejatinya, dan ini yang agak beda, terjun langsung ke medan perang untuk menjatuhkan tirani Ravenna. Terlepas dari acting Kristen Stewart as Snow White yang masih so-so, film ini layak ditonton. Kolosalnya dapet, darknya dapet, sinematografinya luar biasa, alur ceritanya tertata rapi. Salut untuk Rupert Sanders dalam film panjang pertamanya (yang sayangnya ga bakal kita nikmati lagi di sekuelnya gara-gara kasus selingkuh cemen itu). Dan my standing applause goes to…..Charlize Theron as Ravenna, Ratu jahat ibu tirinya Snow White yang terobsesi dengan kecantikan dan usia muda. Aktingnya luar biasa sakit, we can see her pain, her menace, her obsession, and her cold blood. Ga salah lah ya dia pernah dapet Oscar untuk aktingnya. She’s not just another blonde Hollywood actress.

Kamis, 17 Januari 2013

Zombieland : Membunuh Zombie tidak pernah semenyenangkan ini

Lupakan tentang Resident Evil, Zombieland bisa dibilang versi ceria dari film tersebut, dimana jagoan kita adalah seorang pemuda cupu yang punya banyak peraturan sederhana untuk selamat dari kota yang dipenuhi mayat-mayat hidup . So…Zombieland adalah film simpel tentang perjalanan sekelompok manusia-manusia terakhir di dunia yang berjuang untuk tetap jadi manusia di tengah Amerika Serikat yang populasinya nyaris punah karena serangan zombie. Empat tokoh utama kita tidak punya nama dalam film ini, mereka hanya ditandai oleh daerah yang mereka ingin tuju dalam perjalanan mereka, yaitu Columbus (Jesse Eisenberg), Tallahasse (woody Harrelson), Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin). Walaupun temanya horror, dan dipenuhi muncratan darah dan lemparan organ tubuh manusia, film ini justru jauh dari kesan menakutkan. Zombieland adalah film ringan yang bisa membuat kamu tertawa terbahak-bahak di sepanjang film. Saran saya sih, walau ringan, kalau kamu ga kuat lihat darah dan jijikan, mending pilih film lain deh ya.

Rabu, 02 Januari 2013

The Cabin in The Wood, Film horror yang mentertawakan genre film horror lainnya.

The Cabin in The Wood dibuka dengan adegan di sebuah laboratorium besar entah dimana dengan 2 orang pria pekerja lab yang sedang membicarakan masalah istri-istri mereka layaknya pekerja kantoran lainnya, jujur saya awalnya ngga ngerti kolerasi laboratorium ini dengan para pemeran utama kita. Tapi saya ga akan mau cerita banyak tentang para pekerja lab ini, believe me masalah iblis ternyata bisa diuji dan dilab rupanya.
Lalu setting pindah ke adegan klise pembuka film horror lainnya, seorang mahasiswi baik-baik polos Dana (Kisten Connolly) dan sahabat perempuannya yang bitchy Jules (Anna Hutchison) sedang merencanakan sebuah perjalanan liburan bersama pacar Jules Curt (Chris Hemsworth-omg, omg-), seorang mahasiswa tampan yang akan dicomblangi dengan Dana, Holden (Jesse Wiliams) dan si tukang teler Marty (Fran Kranz) yang konyol . mereka akan pergi liburan ke sebuah pondok milik sepupu Kurt di gunung yang tentu saja ada danaunya. Dan disanalah horror dimulai. Kalau kamu berharap bahwa semua anak muda itu akan mati lalu mahluk horror kita juga akan mati kemudian bangkit lagi, well nanti dulu…..pada akhirnya The Cabin in The Wood melenceng dari pakem itu, ceritanya tetap ga masuk akal, tapi kalau saya sendiri sih kemudian nyaris tertawa terbahak-bahak nonton film ini. Bukan tawa yang meremehkan, tapi tawa kagum karena Cabin mampu memberikan twist yang menyegarkan di tengah film, ah anyway you should watch it by yourself. Yang pasti film ini ga cuma sekedar genangan darah, music yang bikin kaget, dan perempuan-perempuan blonde bodoh yang berlari kesana kemari di sepanjang film. The Cabin in The Wood is my best horror in 2012.

Reply 1997, Brings back Our High School Memory

This is it, best Korean drama in 2012 so far (IMHO ya)…scenario cerdas, acting keren, eksekusi kece. Reply 1997 ditayangkan di tv kabel TvN dan merebut rating tertinggi sepanjang sejarah tv kabel di Korea Selatan.
Cerita diawali dengan sebuah acara reuni SMA di sebuah café tahun 2012. Disana kita diperkenalkan pada tokoh utama kita Sung Shi Won yang urakan. Lalu cerita meloncat mundur ke tahun 1997, dimana Shi Won yang berusia 16 tahun adalah fans garis keras dari boyband yang konon paling hits di zamannya : HOT. Lalu kita akan bertemu dengan sahabat Shi Won sedari kecil Yoon Yoon Jae, pemuda yatim piatu tampan, dan cerdas yang merupakan putra sahabat orangtua Shi Won. Dan muncullah tokoh-tokoh lainnya yang melengkapi cerita anak SMA tahun 97an ini, Joon Hee yang manis, Sung Jae yang banyak bicara, Hak Chan yang suka nonton video porno tapi takut sama wanita dalam dunia nyata, dan Yoo Jung yang naksir Yoon Jae.
Seri beralur kilas balik ini berjalan seru, karena di setiap episodenya penonton dibuat penasaran oleh clue-clue mengenai bagaimana masa depan Shi Won, siapa yang akan dia nikahi (yang ternyata adalah salah seorang yang hadir pas Reuni), dan bagaimana nasib teman-temannya yang lain. Jadi, kalo kamu sudah mulai bosan dengan cerita K-Drama yang itu-itu aja (tahun 2012 ini jarang banget ada drama korea yang lucu dan segar), Reply 1997 is a well recommended drama, dimana saya bisa ketawa ngakak sekaligus mewek ga karuan dalam satu scene sekaligus.