Rabu, 30 Januari 2013

Dr Seuss, The Lorax : Film kartun seperti toples berisi permen warna warni

The Lorax diawali dengan perkenalan kita pada sebuah kota bernama Thneedville, kota yang semua tetumbuhannya terbuat dari plastik dan udara segar harus dibeli dari agen tunggal rese bernama O’hare. Sampai suatu hari, Ted(Zac Efron) yang ingin mengesankan gadis yang disukainya Audrey (Taylor Swift), berusaha mencari pohon yang asli tumbuh dari tanah. Bertemulah Ted dengan Once-ler (Ed Helms), seorang kakek yang tinggal sendirian nun jauh di daerah terlarang di luar Thneedville. Dari Once-ler bergulir kisah tentang asal muasal mengapa semua pohon punah dari kota dan si mahluk penjaga hutan Lorax (Danny De Vito).
The Lorax sih menurut saya ceritanya standar. Tokoh Once-Ler kurang original karena sekilas mengingatkan saya pada Willy Wonka. Tapi…film ini punya nilai edukasi yang baik buat anak-anak kita tentang bagaimana akibatnya jika hutan-hutan yang ada saat ini habis ditebangi akibat keserakahan pengusaha-pengusaha mata duitan. Gambar-gambar indah hutan yang daun-daunnya seperti permen kapas berwarna warni akan menarik perhatian siapapun yang menontonnya. Jadi kalau mau mengajarkan anak-anak kita mengenai pentingnya menjaga alam, The Lorax akan jadi pilihan yang manis. Unless someone like you, Cares a whole awful lot Nothing is going to get better. It’s Not. -Dr Seuss

Senin, 28 Januari 2013

Argo : Loooveee This Movie

So…yang terlintas pertama dalam pikiran saya setelah menonton film ini adalah : untunglah Ben Affleck memilih menikahi Jennifer yang lain. Kita pernah mengenal Ben Affleck sebagai pemenang Oscar untuk best original screenplay bersama sahabatnya Matt Damon dalam Good Will Hunting. Kemudian dia pacaran dengan Jennifer Lopez yang selanjutnya bersama-sama menghasilkan film-film terburuk sepanjang masa seperti Gigli dan Jersey Girl. Karier acting Affleck sendiri menurut saya standar-standar saja, perannya yang paling saya ingat justru saat jadi astronot dadakan dalam Armageddon. Beruntung Affleck back to the track. Putus dari J-Lo dan menikah dengan Jennifer Garner, Ben Affleck mulai menyutradarai film. Saya sudah nonton 2 diantaranya, yaitu The Town dan Argo, dua-duanya film bagus sehingga saya pantas menyebut bahwa Affleck sebenarnya lebih berbakat berada di belakang layar dan jadi sutradara.
Argo diangkat dari kisah nyata di Iran pada tahun 1979 saat terjadi penggulingan kekuasaan atas monarki Shah Reza Pahlevi. Saat itu, rakyat Iran yang marah karena Amerika Serikat mengizinkan raja mereka kabur ke negeri Paman Sam mengepung kedutaan besar AS di Teheran. Puluhan orang disandera, namun 6 diantaranya berhasil kabur dan bersembunyi di kedubes Kanada. Nah…Argo bercerita bagaimana upaya agen CIA Tony Mendez berusaha memulangkan keenam orang diplomat yang berhasil kabur tersebut kembali ke negaranya di tengah sentiment anti Amerika yang sedang hangat-hangatnya di Iran. Argo berhasil membawa kita ke Iran tahun 1979, saat Negara tersebut belum setertutup sekarang. Affleck cukup rapi dalam mereka ulang kejadian penyanderaan tersebut ditambah dengan beberapa unsur dramatisasi untuk menambah ketegangan dalam film. Saran saya saat nonton film ini : lebih sedikit tahu akan lebih seru. It’s a strong and breathtaking movie that not easy to forget. Jadi rasanya pantas menganugerahkan berbagai penghargaan untuk film ini dan tentu saja untuk the man who returns, Ben Affleck.

Rabu, 23 Januari 2013

Snow White and The Huntsman: Ketika Putri Salju tidak cuma bisa menyanyi dan membersihkan rumah kurcaci

Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk akhirnya memutuskan mencoba nonton film ini. Alasannya simple : 1) saya kecewa dengan beberapa adaptasi dongeng masa kecil saya ke dalam film layar lebar seperti Red Riding Hood (bayangkan si red riding hood punya anak dari serigala pemburunya, totally weird) dan Mirror-Mirror (film apaan sih ini??) dan 2)sedikit banyak, overrated scandal between Kristen Stewart and the director Rupert Sanders bikin saya rada ilfil. Tapi…berhubung beberapa situs film menobatkan film ini sebagai film yang wajib ditonton tahun 2012, maka saya akhirnya memutuskan untuk baiklah…why don’t we try? Dan hasilnya….sama sekali tidak mengecewakan. Ceritanya sendiri tidak melenceng jauh dari alur cerita Snow White yang original. Snow White (Kristen Stewart) lahir dengan kecantikan luar biasa (rambut hitam pekat, kulit seputih salju, bibir semerah mawar) dikurung oleh ibu tirinya Ravenna (Charlize Theron) yang jahat di menara istana. Saat dewasa, Snow White berhasil kabur dari penjara, Ravenna mengutus Huntsman (Chris Hemsworth) untuk memburu putri salju. Alih-alih menangkap putri, Huntsman malah menolong dan jatuh hati pada buruannya. Dalam perjalanan, mereka bertemu 7 kurcaci, masuk hutan penuh peri, dan tentu saja dipertemukan dengan si Prince Charming William (Sam Claflin). Snow White diracun saat makan apel, dihidupkan kembali oleh ciuman cinta sejatinya, dan ini yang agak beda, terjun langsung ke medan perang untuk menjatuhkan tirani Ravenna. Terlepas dari acting Kristen Stewart as Snow White yang masih so-so, film ini layak ditonton. Kolosalnya dapet, darknya dapet, sinematografinya luar biasa, alur ceritanya tertata rapi. Salut untuk Rupert Sanders dalam film panjang pertamanya (yang sayangnya ga bakal kita nikmati lagi di sekuelnya gara-gara kasus selingkuh cemen itu). Dan my standing applause goes to…..Charlize Theron as Ravenna, Ratu jahat ibu tirinya Snow White yang terobsesi dengan kecantikan dan usia muda. Aktingnya luar biasa sakit, we can see her pain, her menace, her obsession, and her cold blood. Ga salah lah ya dia pernah dapet Oscar untuk aktingnya. She’s not just another blonde Hollywood actress.

Kamis, 17 Januari 2013

Zombieland : Membunuh Zombie tidak pernah semenyenangkan ini

Lupakan tentang Resident Evil, Zombieland bisa dibilang versi ceria dari film tersebut, dimana jagoan kita adalah seorang pemuda cupu yang punya banyak peraturan sederhana untuk selamat dari kota yang dipenuhi mayat-mayat hidup . So…Zombieland adalah film simpel tentang perjalanan sekelompok manusia-manusia terakhir di dunia yang berjuang untuk tetap jadi manusia di tengah Amerika Serikat yang populasinya nyaris punah karena serangan zombie. Empat tokoh utama kita tidak punya nama dalam film ini, mereka hanya ditandai oleh daerah yang mereka ingin tuju dalam perjalanan mereka, yaitu Columbus (Jesse Eisenberg), Tallahasse (woody Harrelson), Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin). Walaupun temanya horror, dan dipenuhi muncratan darah dan lemparan organ tubuh manusia, film ini justru jauh dari kesan menakutkan. Zombieland adalah film ringan yang bisa membuat kamu tertawa terbahak-bahak di sepanjang film. Saran saya sih, walau ringan, kalau kamu ga kuat lihat darah dan jijikan, mending pilih film lain deh ya.

Rabu, 02 Januari 2013

The Cabin in The Wood, Film horror yang mentertawakan genre film horror lainnya.

The Cabin in The Wood dibuka dengan adegan di sebuah laboratorium besar entah dimana dengan 2 orang pria pekerja lab yang sedang membicarakan masalah istri-istri mereka layaknya pekerja kantoran lainnya, jujur saya awalnya ngga ngerti kolerasi laboratorium ini dengan para pemeran utama kita. Tapi saya ga akan mau cerita banyak tentang para pekerja lab ini, believe me masalah iblis ternyata bisa diuji dan dilab rupanya.
Lalu setting pindah ke adegan klise pembuka film horror lainnya, seorang mahasiswi baik-baik polos Dana (Kisten Connolly) dan sahabat perempuannya yang bitchy Jules (Anna Hutchison) sedang merencanakan sebuah perjalanan liburan bersama pacar Jules Curt (Chris Hemsworth-omg, omg-), seorang mahasiswa tampan yang akan dicomblangi dengan Dana, Holden (Jesse Wiliams) dan si tukang teler Marty (Fran Kranz) yang konyol . mereka akan pergi liburan ke sebuah pondok milik sepupu Kurt di gunung yang tentu saja ada danaunya. Dan disanalah horror dimulai. Kalau kamu berharap bahwa semua anak muda itu akan mati lalu mahluk horror kita juga akan mati kemudian bangkit lagi, well nanti dulu…..pada akhirnya The Cabin in The Wood melenceng dari pakem itu, ceritanya tetap ga masuk akal, tapi kalau saya sendiri sih kemudian nyaris tertawa terbahak-bahak nonton film ini. Bukan tawa yang meremehkan, tapi tawa kagum karena Cabin mampu memberikan twist yang menyegarkan di tengah film, ah anyway you should watch it by yourself. Yang pasti film ini ga cuma sekedar genangan darah, music yang bikin kaget, dan perempuan-perempuan blonde bodoh yang berlari kesana kemari di sepanjang film. The Cabin in The Wood is my best horror in 2012.

Reply 1997, Brings back Our High School Memory

This is it, best Korean drama in 2012 so far (IMHO ya)…scenario cerdas, acting keren, eksekusi kece. Reply 1997 ditayangkan di tv kabel TvN dan merebut rating tertinggi sepanjang sejarah tv kabel di Korea Selatan.
Cerita diawali dengan sebuah acara reuni SMA di sebuah café tahun 2012. Disana kita diperkenalkan pada tokoh utama kita Sung Shi Won yang urakan. Lalu cerita meloncat mundur ke tahun 1997, dimana Shi Won yang berusia 16 tahun adalah fans garis keras dari boyband yang konon paling hits di zamannya : HOT. Lalu kita akan bertemu dengan sahabat Shi Won sedari kecil Yoon Yoon Jae, pemuda yatim piatu tampan, dan cerdas yang merupakan putra sahabat orangtua Shi Won. Dan muncullah tokoh-tokoh lainnya yang melengkapi cerita anak SMA tahun 97an ini, Joon Hee yang manis, Sung Jae yang banyak bicara, Hak Chan yang suka nonton video porno tapi takut sama wanita dalam dunia nyata, dan Yoo Jung yang naksir Yoon Jae.
Seri beralur kilas balik ini berjalan seru, karena di setiap episodenya penonton dibuat penasaran oleh clue-clue mengenai bagaimana masa depan Shi Won, siapa yang akan dia nikahi (yang ternyata adalah salah seorang yang hadir pas Reuni), dan bagaimana nasib teman-temannya yang lain. Jadi, kalo kamu sudah mulai bosan dengan cerita K-Drama yang itu-itu aja (tahun 2012 ini jarang banget ada drama korea yang lucu dan segar), Reply 1997 is a well recommended drama, dimana saya bisa ketawa ngakak sekaligus mewek ga karuan dalam satu scene sekaligus.