Maunya nanti kalo kita tua
Kita tinggal di desa di kaki Gunung Merapi (mudah-mudahan ga sering meletus ya)
Kalo Anak-anak berangkat sekolah
Kita anterin naik sepeda motor ke tengah kota
Kalo hari libur kita jalan-jalan ke Parangtritis atau shopping di Beringharjo
Kalo malam kita masih bisa denger suara jangkrik di depan rumah sambil minum kopi ditemani lagu keroncong
Kalo lebaran kita kumpul di rumah si mbah di Sleman bareng sodara-sodara yg segambreng itu
Kalo ingin anak kita belajar sejarah
Kita ajak mereka ke Keraton trus kita kenalin sama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sultan, wakil presiden dan pahlawan nasional
Kalo anak-anak mau belajar warisan dunia
Kita ajak ke Borobudur dan prambanan aja, supaya mereka tahu bahwa kita bangsa berbudaya tinggi
Kalo pengen mengenang masa muda dulu, kita jalan-jalan malam berdua di malioboro,trus duduk2 di depan Gedung Agung sambil ngeliatin turis hilir mudik
Kalo sodara-sodara kita dari luar kota mau foto-foto,
ah bagian mana sih dari kota kita ini yang tidak layak dijadikan objek foto? Bawa saja ke benteng vrederburg atau gedung bank indonesia...viewnya cantik sekali.
......hmmm what a life :))
Lagi kangen Yogya....a city where i want to spend the rest of my life there...
Selasa, 15 November 2011
Rabu, 09 November 2011
Beruntung Pernah Hidup di Asrama
Juni 2003, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di asrama putri TPB IPB, tepatnya di gedung A2 lantai 2 kamar 248. Saya tidak pernah ingat tanggal pastinya, tapi yang pasti, saya ingat situasi saat itu, siang hari, terik, masih jadi calon mahasiswi culun bersepatu kuning (yeah norak, I know it ). Suasananya ramai riuh rendah oleh ribuan mahasiswi dari seluruh penjuru Indonesia plus keluarga (Seriously...kelak saya tahu disinilah satu-satunya tempat di mana saya punya teman mulai dari Aceh sampai Nusa Tenggara sana). Siang itu juga saya langsung menghuni kamar 248 itu, bersama 2 orang lainnya : Okpi dari Bogor, dan Vina dari Banjarnegara, satu rekan lainnya baru bergabung satu bulan kemudian, namanya Melly dari Padang.
Kamar kami terdiri dari 2 tempat tidur bertingkat 2, lemari dan meja belajar. Malam pertama menghuni, rasanya aneh, gamang, shock juga. Gak bisa nangis di malam pertama, karena saya pikir saat itu mamah masih di bogor belum pulang ke malang jadi rasanya hanya seperti acara menginap di rumah saudara saat liburan, besok sudah kembali ke kehangatan rumah. Baru nangis sembunyi-sembunyi setelah malam kedua hingga ketujuh, pertama kalinya mengurus diri sendiri. Mulai dari bangun pagi sampai tidur malam.
Setahun di asrama rasanya lebih banyak cerita lucu dan menyenangkan ketimbang cerita buruk. Semua dikerjain rame-rame oleh minimal tiga orang. Mulai dari bergadang rame-rame, cuma tidur 2 jam pas ospek gara-gara ngerjain tugas yang kalo sekarang dipikir-pikir berasa aneh, dan gak masuk akal. Ngerjain temen satu lorong yang ulang tahun. Nonton AFI (Akademi Fantasi Indosiar-waktu itu lagi happening banget) di asrama sebelah gara-gara TV di asrama sendiri gak bisa nangkep Indosiar. Nonton berjamaah At The Dolphin Bay (film seri mandarin yang juga happening banget) sampe rela lari-lari dari kampus biar dapet posisi PEWE di depan tv-maklum satu lantai asrama yang dihuni 200an mahasisiwi cuma difasilitasi satu unit teve 20 inci-. Ngecengin pak satpam ganteng yang disinyalir mahasiswa yang kerja sampingan (haha...bego banget). Rame-rame makan di kantin asrama sebelah gara-gara kantin asrama sendiri masakannya gak enak. Maen kartu gaya siskamling sampe disangka lagi judi dan di-istigfar-in sama kakak Senior Residen-SR-(pengawas asrama, diambil dari kakak-kakak kelas yang rela ngurus junior-juniornya yang bangor banget). Nangis bareng pas ada acara muhasabah di asrama, inget keluarga yang nun jauh di kampung halaman. Oon bareng gara-gara nggak pernah berhasil dapet minimal B kalo ujian kalkulus. Nyuci bareng, mandi bareng, belajar bareng. Duh...kok jadi kangen ya sama temen-temen asrama?? Semua temen lorong 9 yang geblek bareng jaman TPB.
Dulu, sempet merutuk saat masuk asrama, tapi sekarang merasa beruntung banget, karena lewat asrama saya belajar untuk jadi anak yang mandiri dan kuat. Saya beruntung pernah masuk asrama karena kebiasa mengurus seluruh keperluan sendiri. Nyuci baju, makan, nyetrika, menggiring galon (jadi kalo mo ngambil air galon, harus melewati lorong-lorong berbentuk U dengan cara galon direbahkan dan didorong pake kaki), rela naek turun KRL ekonomi JKT_BGR ke rumah sepupu di jakarta gara-gara takut ditinggal sendiri di asrama, sampe ga punya duit karena kiriman ortu telat sehingga merogoh-rogoh seluruh kantong celana jeans dan kemeja sampe kekumpul 8000 perak pun pernah terjadi. Jadi saya benci banget sama orang yang gampang merengek dan mengeluh plus selalu minta dilayani, because you know what? You never know how difficult it was when you live by yourself and so far away from your comfort zone. Berusaha belajar bertanggung jawab pada diri sendiri demi membanggakan kedua orang tua yang memeras tenaga demi keberhasilan anak-anaknya.
Untuk seluruh angkatan 40-2003 IPB, kangen masa-masa itu..........8 tahun yang lalu.
Senin, 07 November 2011
Dari Kamu, Aku Belajar
Kamu tidak pernah berniat untuk memberikanku pelajaran apapun. Bahkan dalam banyak hal, kamu bukanlah contoh yang baik dalam hidup aku. Kamu pemalas, sombong, irresponsible, banyak omong,....begitu mudah aku menyebut semua kelemahanmu, dan hanya secuil kelebihan yang kamu miliki...kamu bisa buat aku tersenyum sendiri sepanjang hari, dan aku tahu aku mungkin sudah jatuh cinta padamu jauh sebelum aku menyadarinya.
Kamu tidak mencintaiku. Itu satu hal yang aku tahu pasti. Dan karena itu aku belajar.....belajar untuk tidak berharap, bahwa sebesar apapun rasa cinta aku sama kamu, kamu bahkan tidak akan pernah mengingatku sebanyak aku mengingatmu dalam setiap helaan napasku.aku belajar untuk mencintai dalam diam, bahwa sebesar apapun aku menginginkanmu di sini selamanya bersamaku, aku tidak akan pernah bisa mengatakannya padamu.dan kamu tidak akan pernah ada di sini di sampingku. Semua tersimpan rapi dalam hatiku
Darimu aku belajar....untuk tersenyum bahkan disaat tidak ada bahagia denganmu yang bisa kujelang. Karena aku mungkin dengan sendirinya sudah paham dan mengerti tentang arti mengikhlaskan. Mungkin saat kamu sudah berlalu dan tinggal kenangan di sini, di hati...kamu akan selalu jadi ingatan indah, tempat aku belajar untuk jadi dewasa dan manusia yang lebih baik. Terima kasih cinta, karena sudah hadir di sini, saat ini, untuk selamanya....
Kamu tidak mencintaiku. Itu satu hal yang aku tahu pasti. Dan karena itu aku belajar.....belajar untuk tidak berharap, bahwa sebesar apapun rasa cinta aku sama kamu, kamu bahkan tidak akan pernah mengingatku sebanyak aku mengingatmu dalam setiap helaan napasku.aku belajar untuk mencintai dalam diam, bahwa sebesar apapun aku menginginkanmu di sini selamanya bersamaku, aku tidak akan pernah bisa mengatakannya padamu.dan kamu tidak akan pernah ada di sini di sampingku. Semua tersimpan rapi dalam hatiku
Darimu aku belajar....untuk tersenyum bahkan disaat tidak ada bahagia denganmu yang bisa kujelang. Karena aku mungkin dengan sendirinya sudah paham dan mengerti tentang arti mengikhlaskan. Mungkin saat kamu sudah berlalu dan tinggal kenangan di sini, di hati...kamu akan selalu jadi ingatan indah, tempat aku belajar untuk jadi dewasa dan manusia yang lebih baik. Terima kasih cinta, karena sudah hadir di sini, saat ini, untuk selamanya....
Langganan:
Postingan (Atom)